ku akui. aku bersalah.
Dalam mengarungi kehidupan ini terkadang kita mengalami berbagai rasa bersalah. Entah itu rasa bersalah kepada tetangga, teman kantor, teman maya, teman Facebook, teman blogging ataupun anggota keluarga.
Menurut terapi Gestalt (Wikipedia – Gestalt Therapy), rasa bersalah merupakan kebencian yang diarahkan tehadap dirinya sendiri. Rasa bersalah merupakan perasaan yang paling sia-sia dan salah satu perasaan yang paling merusak yang dapat kita miliki. Oleh karena itu, jika Anda memukuli diri Anda sendiri dengan rasa bersalah, tanyailah diri Anda sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan “Siapakah yang akan saya pukuli seandainya memungkinkan?” “Mengapa saya marah kepada orang itu?”
Kerapkali Anda akan menemukan bahwa secara tak sadar Anda marah karena dengan cara tertentu Anda telah membiarkan orang itu menjebak Anda dalam kenyataan mereka, untuk memanipulasi Anda hingga memenuhi berbagai harapan mereka, barangkali untuk memikul tanggung jawab atas mereka.
Rebutlah kembali kekuasaan Anda. Satu-satunya orang kepada siapa Anda bertanggung jawab adalah diri Anda sendiri. Berkomplot dengan seseorang yang memainkan peran tak berdaya, Anda tidak menolong mereka untuk menyadari kemampuan mereka sendiri, malahan menegaskan status korban yag mereka kenakan sendiri. Makanya, doronglah mereka untuk memikul tanggung jawab bagi diri mereka sendiri dan melaksanakan pilihan yang telah mereka buat dan pilihan-pilihan yang masih terbuka bagi mereka. Dan jangan pernah mengecewakan diri Anda sendiri dan jangan pernah membiarkan siapapun membuat Anda merasa bersalah karena menjadi diri Anda sendiri dan menjalankan hak asasi Anda untuk hidup sebagaimana Anda ingin menghayatinya. Jangan menjadikan pikiran-pikiran pembatas diri mereka itu menjadi milik Anda. Suatu tali penolong ketika Anda merasa betul-betul bersalah adalah doa Gestalt (Wikipedia – Gestalt Prayer) :
Anda adalah Anda dan saya adalah saya.
Saya tidak datang ke dunia ini untuk memenuhi semua harapan Anda.
Anda tidak datang ke dunia ini untuk memenuhi semua harapan saya.
Saya berada di dunia ini untuk mengerjakan urusan-urusan saya.
Anda berada di sini untuk melakukan urusan Anda.
Suatu kali kita akan berjumpa — dan baiklah itu.
Terkadang kita tidak bertemu. Apa boleh buat.
(Fritz Perls, 1969)
Menurut terapi Gestalt (Wikipedia – Gestalt Therapy), rasa bersalah merupakan kebencian yang diarahkan tehadap dirinya sendiri. Rasa bersalah merupakan perasaan yang paling sia-sia dan salah satu perasaan yang paling merusak yang dapat kita miliki. Oleh karena itu, jika Anda memukuli diri Anda sendiri dengan rasa bersalah, tanyailah diri Anda sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan “Siapakah yang akan saya pukuli seandainya memungkinkan?” “Mengapa saya marah kepada orang itu?”
Kerapkali Anda akan menemukan bahwa secara tak sadar Anda marah karena dengan cara tertentu Anda telah membiarkan orang itu menjebak Anda dalam kenyataan mereka, untuk memanipulasi Anda hingga memenuhi berbagai harapan mereka, barangkali untuk memikul tanggung jawab atas mereka.
Rebutlah kembali kekuasaan Anda. Satu-satunya orang kepada siapa Anda bertanggung jawab adalah diri Anda sendiri. Berkomplot dengan seseorang yang memainkan peran tak berdaya, Anda tidak menolong mereka untuk menyadari kemampuan mereka sendiri, malahan menegaskan status korban yag mereka kenakan sendiri. Makanya, doronglah mereka untuk memikul tanggung jawab bagi diri mereka sendiri dan melaksanakan pilihan yang telah mereka buat dan pilihan-pilihan yang masih terbuka bagi mereka. Dan jangan pernah mengecewakan diri Anda sendiri dan jangan pernah membiarkan siapapun membuat Anda merasa bersalah karena menjadi diri Anda sendiri dan menjalankan hak asasi Anda untuk hidup sebagaimana Anda ingin menghayatinya. Jangan menjadikan pikiran-pikiran pembatas diri mereka itu menjadi milik Anda. Suatu tali penolong ketika Anda merasa betul-betul bersalah adalah doa Gestalt (Wikipedia – Gestalt Prayer) :
Anda adalah Anda dan saya adalah saya.
Saya tidak datang ke dunia ini untuk memenuhi semua harapan Anda.
Anda tidak datang ke dunia ini untuk memenuhi semua harapan saya.
Saya berada di dunia ini untuk mengerjakan urusan-urusan saya.
Anda berada di sini untuk melakukan urusan Anda.
Suatu kali kita akan berjumpa — dan baiklah itu.
Terkadang kita tidak bertemu. Apa boleh buat.
(Fritz Perls, 1969)